Mar 14, 2007

Is the system being used as anticipated?

Bagaimana suatu Sistem Informasi dipergunakan sebagai alat untuk dapat mengantisipasi perubahan dalam suatu organisasi

Issu diatas berkaitan erat pada Siapakah pemakai dari sistem yang akan kita kembangkan, berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan, serta tujuan apa yang diharapkan nantinya serta bagaimanakah kesinambungan suatu sistem apakah akan terus-menerus dipergunakan atau hanya sesaat.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya ialah sistem tersebut akankah dipergunakan oleh semua orang dalam suatu organisasi atau ada bagian-bagian yang tidak terlibat sama sekali dalam sitem ini, mengapa hal dapat terjadi? Kemudian mengapa faktor-faktor seperti penampilan seseorang, professionalisme, usia, hasil kerja dengan baik, dan jaringan komunikasi dapat mempengaruhi keputusan seseorang sehingga mempergunakan suatu sistem informasi.

Issu yang berkembang dalam hal ini Saat ini apabila sebuah Rumah Sakit telah mempunyai suatu Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dengan bekerja sama dengan sebuah Pengembang Sistem Informasi kiranya pada saat pembuatan studi kelayakan perlu diperhitungkan dengan cermat faktor-faktor apakah yang sangat mempengaruhi suatu sistem dari siapa pemakai, biaya yang akan dikeluarkan nantinya, apakah sistem ini membantu mencapai tujuan yang harapkan ataukah hanya akan menghambat tujuan, serta yang tidak kalah pentingnya ialah apakah sistem ini akan berkesinambungan dan secara terus menerus akan dipergunakan. Selanjutnya, setelah memperhitungkan beberapa item diatas perlu kita lihat apakah sistem tersebut dapat mengantisipasi seluruh perubahan (perubahan dari manual ke sistem yang terstruktur). Sesuai dengan keinginan pemakai atau tidak, mudah dalam penggunaannya, apabila dalam pengoperasiannya mengalami kerusakan ada orang dari pihak rumah sakit yang dapat mengatasi atau mengharapkan pada pengembang untuk memperbaikinya, issu seperti ini sangat berpengaruh pada pengembangan suatu sistem informasi yang akan kita kembangkan nanti.

Menghindari Manupulasi Data dengan Alat Biometrik

Hari ini Garuda Crash di Adisucipto, dengar kabarnya dari kawan-kawan, penasaran trus saya coba mencari beritanya dengan bantuan Mr. Google dalam pencariannya saya memilih untuk membuka berita dari Situs : dalam beritanya terdapat berita Kecelakaan Garuda, setelah membaca berita Garuda Indonesia tersebt saya mencoba membaca beberapa berita di situs tersebut. Yang menarik pada berita hari ini menurut saya salah satunya ialah Kabar dari Kantor Imigrasi Kota Bukit Tinggi yang saat ini mempergunakan alat Biometrik untuk menghindari manipulasi data pemohon pembuatan paspor dikantornya.

Pada kesempatan tersebut Kepala Kantor Imigrasi Kota Bukittinggi Kurnia Braja Kusumah menghimbau kepada masyarakat yang akan mengurus paspor untuk tidak melakukan manipulasi data dan surat-surat penting lainnya. Sebab, saat ini Kantor Imigrasi telah memakai alat Biometrik yang berfungsi untuk pengecekan data pemohon ke data base. Berikut hasil wawancara Saudara Muhammad Subhan Jumat 16/02/2007, Kurnia say : “Dengan adanya alat ini dipastikan tidak akan terjadinya manipulasi data, sebab, bagi pemohon yang sudah pernah memiliki paspor datanya ada di data base kami, dengan alat Biometrik itu juga akan diketahui bahwa pemohon akan membuat paspor ganda. Sementara, pembuatan paspor ganda tidak dibenarkan, dan si pelaku dapat dikenakan sanksi undang-undang, Saya baru satu bulan tugas di sini. Selama ini memang belum ditemukan adanya paspor ganda.

Namun, di masa-masa sebelumnya mungkin ada”. Dengan sistem kerja baru itu, ujar Kurnia, semua data yang masuk oleh pemohon akan dicek ulang. Sesuai persyaratan pengurusan paspor, setiap pemohon harus memiliki KTP, Akte Kelahiran/Ijazah, Kartu Keluarga serta identitas lainnya. Jika semua persyaratan itu lengkap, maksimal tiga hari paspornya sudah siap, Sebagai seorang pimpinan baru di kantor Imigrasi Kota Bukittinggi, Kurnia bertekad untuk membenahi pelayanan pengurusan paspor untuk masyarakat. Dirinya juga menginginkan agar pelayanan pembuatan paspor dapat lebih cepat. Memang kembali kepada syarat-syarat tadi. Saya juga memahami setiap pemohon ingin cepat karena berbagai keperluan mereka di luar negeri. Selama ini, katanya, jumlah pemohon setiap hari berkisar antara 50 sampai 60 orang. Sementara, sesuai keterbatasan alat, Imigirasi Kota Bukittinggi baru mampu menyelesaikan maksimal 40 paspor sehari. Selama ini, katanya, jumlah pemohon setiap hari berkisar antara 50 sampai 60 orang. Sementara, sesuai keterbatasan alat, Imigirasi Kota Bukittinggi baru mampu menyelesaikan maksimal 40 paspor sehari.

Selama ini, katanya, jumlah pemohon setiap hari berkisar antara 50 sampai 60 orang. Sementara, sesuai keterbatasan alat, Imigirasi Kota Bukittinggi baru mampu menyelesaikan maksimal 40 paspor sehari. Mungkin karena hubungan emosional Bukittinggi-Malaysia cukup dekat, jadi banyak warga yang ke sana. Ditambahkan, pihaknya juga akan membenahi disiplin petugas Imigrasi yang menjadi ‘pelayan’ masyarakat. Keramahtamahan, dan peningkatan kinerja petugas menjadi perioritas. Disamping itu, kami juga akan mencoba melengkapi sarana prasarana, khususnya tempat duduk pemohon yang diusahakan akan lebih baik dari sekarang, tambahnya.

Dalam tulisan diatas sayangnya saya belum melihat bagaimana tanggapan staf Kantor Imigrasi Bukittinggi dalam pengunaan Alat dan Sistem baru ini, apakah mudah dalam pengoperasiannya, apakah dengan adanya sistem baru ini akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan?

Mungkin dengan mendengar tanggapan dari pengguna langsung sistem ini akan dapat mengevaluasi kemungkinan sistem ini akan berlangsung lebih lama. Menarik juga kalo sistem seperti ini diterapkan di daerah lain khusunya daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain. Untuk bidang kesehatan dapat dicoba tidak ya ?

(Tulisan ini saya salin dari berita aslinya tanpa merubah isi berita, ada beberapa penambahan dari saya sesuai dengan “pikiran” saya saat ini